Wisata Religi di Kaki Gunung Salak Bogor
Sebagai warga yang tinggal di kaki Gunung Salak Bogor, kami sering sekali bertemu dengan para pelancong domestik maupun mancanegara. Mereka yang datang kebanyakan untuk berwisata dengan keluarga, study tour sekolah atau sekedar melepas kepenatan rutinitas pekerjaan. Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor merupakan pintu masuk menuju salah satu kawasan wisata di Kabupaten Bogor. Wilayah yang masyarakat sekitarnya bekerja sebagai petani ini, nyatanya memiliki potensi wisata yang luar biasa indah.   Potensi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan ialah tempat ibadah bagi umat Hindu Dharma, yakni Pura Parahyangan Agung Jagatkarta yang terletak di kaki Gunung Salak Bogor. Terhitung, setiap minggunya, rombongan umat Hindu Dharma kerap datang  untuk melakukan persembahyangan bersama di pura yang sudah mulai dibangun sejak tahun 1995 silam. Namun, ada hal lain yang juga menarik, yaitu cukup banyak animo masyarakat yang bukan dari umat Hindu Dharma mengunjungi tempat ini. Saya pun penasaran dan berencana datang ke tempat tersebut. Puncaknya, pada perayaan Pujawali (pergantian tahun) yang jatuh pada purnama sasih ketiga atau sekitar bulan September, ratusan ribu umat Hindu Dharma dari seluruh Indonesia hingga Malaysia dan Singapura datang melakukan persembahyangan.  
gunung salak
gunung salak
Menurut ceritanya, keberadaan Pura Parahyangan Agung Jagatkarta merupakan tempat yang sakral bagi umat Hindu Dharma. Saya sebagai penduduk lokal setempat kerap berbincang atau sekedar mendengarkan kisah yang mereka sampaikan mengenai kesakralan tempat yang dipercayai sebagai tanah leluhurnya. Pembangunan Pura Parahyangan Agung Jagatkarta dimulai pada tahun 1995, diawali dengan pembangunan sebuah candi di satu titik yang diyakini sebagai bukti petilasan Prabu Siliwangi, seorang raja dari Kerajaan Pajajaran yang sangat termasyur dan dipuja oleh rakyatnya. Hingga pada tahun 2005, pembangunan pura yang disebut terbesar kedua setelah Pura Besakih di Bali rampung diselesaikan oleh umat Hindu Dharma dan mulai banyak dikunjungi hingga saat ini.   Ketika berada di pura tersebut, saya sempat berbicara dengan salah satu pengunjung yang datang untuk sembahyang. Saya pun dibuat takjub olehnya sebab banyak dari umat yang memang warga Bali datang ke pura ini guna melakukan persembahyangan bersama. Misalnya teman saya yang bernama Wayan Agus asli Klungkung, Bali yang setiap tahunnya datang menghadiri perayaan Pujawali. Dia bercerita perjalanannya ke Bogor, di mana menggunakan pesawat terbang dari Bali menuju Jakarta. Awalnya, dia kesulitan mendapatkan tiket pesawat ke Jakarta, tetapi akhirnya dia coba mencari melalui pemesanan online yang banyak disediakan jasa travel. Namun, setelah membandingkan beberap situs pemesanan tiket online, dia mendapatkan tiket dengan harga murah di traveloka.com. Kebetulan traveloka.com memberikan tiket promo menggunakan Lion Air tujuan Bali-Jakarta. Seketika itu, ia pun langsung melakukan pemesanan dan dengan mudah mendapatkan elektronik tiketnya.   Konsep Trimandala Kembali lagi ke Pura Parahyangan Agung Jagatkarta, akhirnya saya mengetahui kalau dalam membangun pura tersebut, umat hindu Dharma sendiri mengacu pada konsep Trimandala tentang derajat atau tingkatan kesucian yang mereka anut. Konsep tersebut diterapkan dalam bangunan pura yang terdiri dari :  
  1. Nista Mandala, di mana zona terluar yang merupakan pintu masuk pura yang biasanya dijadikan tempat pementasan atau ritual berbagai upacara keagamaan.
 
  1. Madya Mandala, zona tengah tempat aktivitas umat dan aktivitas pendukung lainnya. Lokasi ini terdapat bale kulkul, bale gong (bale gamelan), wantilan (bale pertemuan), pesandekan dan perantenan.
 
  1. Utama Mandala, zona paling suci yang terletak di dalam pura. Di dalam zona ini terdapat padmasana, pelinggih meru, bale piyasan, bale pepelik, bale panggungan, bale pawedan, bale murda dan gedong penyimpenan.
  Sejalannya waktu, tempat suci bagi umat Hindu Dharma tak pernah sepi dikunjungi para wisatawan dari berbagai agama. Hal tersebut lantaran keindahan bangunan pura dan kesejukan udara setempat. Bahkan, keramahan para pengurus pura yang berada di bawah Yayasan Giri Tamansari siap menyambut para pengunjung yang datang. Jadi, selamat berpetualang di kaki Gunung Salak teman-teman.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *